Kamis, 28 April 2011

BELAJAR EKONOMI

BUKU
Judul: Ilmu Ekonomi (Makroekonomi dan Mikroekonomi)
Penulis: Prahatma Rahardja & Mandala Manurung
Penerbit: Universitas Indonesia 2002

BAGIAN PERTAMA
MIKROEKONOMI


PENDAHULUAN
ILMU ekonomi (economics) sering dikaitkan dengan uang. Kalau belajar ilmu ekonomi harus bisa mengatur dan memiliki uang. Padahal seorang sarjana ekonomi tidak harus kaya dan belum tentu dapat hidup hemat. Uang memang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Tetapi bukan satu-satunya materi studi. Bahkan uang hanya sebagian kecil materi studi ilmu ekonomi. Jadi apa yang sebenarnya dipelajari dalam ilmu ekonomi?
1. Pengertian Ilmu Ekonomi
Jawaban atas pertanyaan di atas, dimulai dengan pertanyaan tentang siapakah diri kita (manusia)? Salah satu jawaban paling sering, kita adalah makhluk yang serba terbatas. Tidak semua cita-cita atau keinginannya dapat tercapai. Karena itu manusia harus berani menentukan pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah, sebab harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia perlu belajar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
a. Kelangkaan (Scarcity)
Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka (scarce). Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia di mana saja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan bersih, belum langka. Sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia di mana saja dan kapan saja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi pernapasannya. Tidak demikian halnya dengan mereka yang tinggal di wilayah industri di Jepang. Polusi udara yang sudah parah membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara berkualitas baik dalam jumlah banyak, kapan saja dan di mana saja. Udara segar menjadi langka. Untuk menikmatinya diperlukan biaya.
b. Pilihan-pilihan (Choices)
Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas banyaknya. Manusia tidak pernah merasa puas atas apa yang telah mereka peroleh dan mereka capai. Apabila keinginan sebelumnya sudah terpenuhi, maka keinginan-keinginan yang lain akan muncul.
Terbatasnya sumber daya tersedia dibandingkan kebutuhan/keinginan, menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu, misalnya, baju apa yang akan dipakai hari ini. Pilihan kolektif, misalnya, ke mana kita piknik hari Sabtu nanti, Ada jugs pilihan-pilihan yang sangat kompleks (sulit). Misalnya, mana yang kita dahulukan, sekolah yang tinggi atau cepat-cepat bekerja.
c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan memban-dingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Biaya yang dimaksudkan dalam konsep ilmu ekonomi ieconomic cost) berbeda dengan konsep biaya akuntansi (accounting cost).
Bagi seorang akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu. Misalnya, Nona Lia berbisnis jual beli mobil bekas. Di awal tahun, ia membeli sebuah mobil bekas dengan harga Rp 60 juta. Mobil itu diperbaiki dengan biaya Rp 20 juta. Maka total harga perolehan mobil menurut konsep akuntansi adalah Rp 80 juta. Di akhir tahun mobil itu terjual seharga Rp 100 juta. Nona Lia untung Rp 20 juta. Benarkah demikian?
Ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu alternatif penggunaan uang besar Rp 80 juta, jika tidak digunakan untuk membeli mobil bekas. Alternatif yang paling umum adalah menyimpannya dalam deposito berjangka. Jika bunga deposito 30 % per tahun, di akhir tahun uang Nona Lia menjadi Rp 104 juta. Jadi walau secara akuntansi Nona Lia untung Rp 20 juta, secara ekonomi rugi Rp 4 juta. Sebab dengan mendepositokan uangnya, dia memperoleh Rp 4 juta lebih banyak dibanding jual beli mobil bekas.
Konsep yang dijelaskan pada paragraf di atas adalah biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu kesempatan yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain.

Sampai di sini ilmu ekonomi sudah mulai dapat didefinisikan. Kita dapat merumuskannya sebagai ilmu Memilih (Study of Choice), karena mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihannya.
Definisi yang lebih rinci misalnya: ilmu ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Masalah-masalah Ekonomi
Dari definisi di atas, masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya yang langka. Sumber daya yang tidak langka tidak perlu dibicarakan dalam ilmu ekonomi. Udara segar di pedesaan, seperti dicontohkan tadi, tidak perlu dibicarakan dalam ilmu ekonomi. Udara segar belum menjadi barang ekonomi (economic goods). Sebab untuk memperolehnyva tidak dibutuhkan pengorbanan (biaya). Udara segar di pedesaan adalah barang bebas (free goods). Sebaliknya udara segar di kota-kota industri di Jepang telah menjadi barang ekonomi. Udara segar sudah langka, sehingga untuk memperolehnya dibutuhkan pengorbanan. Pada saat itulah udara segar relevan dibicarakan dalam ilmu ekonomi.
Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyalah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan. Dalam ilmu ekonomi, penyederhanaan itu terlihat dari penyederhanaan masalah-masalah yang dihadapi.
a. Apa Yang Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?
Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaan/manfaat bagi pemakai/konsu-men. Pertanyaan apa yang harus diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan? Berapa banyak agar kesejahteraan masyarakat meningkat.
b. Bagaimana Memproduksinya?Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus diproduksi, pertanyaan berikut adalah, "Bagaimana memproduksinya?" Metode dan teknologi apa yang digunakan dalam proses produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses produksi. Namun manfaat teknologi tidak ditentukan oleh tingkat kecanggihan. Teknologi tinggi bukan satu-satunya pilihan. Sebab banyak faktor Yang harus dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajemen, iklim, kemampuan financial dan sikap mental. Pilihan teknologi yang digunakan sebaiknya dikaitkan dengan faktor-faktor di atas. Agar teknologi yang dipilih menghasilkan tingkat efisiensi paling besar.
c. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi?
Pertanyaan ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi melimpah karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila hanya dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan masyarakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan dalam jumlah. Jumlahnya silakan berbeda, yang penting apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

3. Barang dan Jasa
Barang adalah benda-benda yang berwujud atau tak berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan contoh barang berwujud. Di samping itu ada pula barang yang tak berwujud, seperti udara dan sinar matahari.
Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.

4. Barang Ekonomi dan Barang Bebas
Barang ekonomi (economic good) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat. Dan oleh karena itu barang ekonomi mempunyai harga. Dalam terminologi ekonomi, kita menggunakan istilah langka, bukan sedikit, sebab perkataan sedikit itu relatif. Jumlah 100 dapat kita katakan banyak, karena yang dibutuhkan hanya 40, sementara itu jumlah 100.000 termasuk sedikit bila dibandingkan kebutuhan masyarakat sebanyak 250.000. Produksi barang ekonomi membutuhkan sumber daya ekonomi yang terbatas jumlahnya, oleh karena itu tidak dapat diperoleh atau diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas.
Dengan demikian, barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Udara sangat dibutuhkan manusia, dengan demikian sangat berguna. Tetapi karena udara tersedia dalam jumlah yang melimpah, maka udara bukanlah barang ekonomi, melainkan barang bebas (free good), yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Oleh karena itu barang bebas tidak mempunyai "harga". Udara, sinar matahari, air di daerah pedesaan, dan air laut di daerah pantai adalah beberapa contoh barang bebas. Batu meteor, sebaliknya, termasuk barang yang sangat langka, tetapi (bagi kebanyakan orang) tidak mempunyai kegunaan. Itu sebabnya batu meteor juga tidak termasuk barang ekonomi. Dengan demikian, barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan, air bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan yang bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.

5. Barang Akhir, Barang Modal dan Barang Antara
Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu:
a. Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televisi, lemari es, perabot rumah tangga.
b. Barang tidak tahan lama (non-durable good, misalnya makanan segar, buah-buahan, sayur-sayuran.
Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik.
Barang antara (intermediate good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang antara. Contohnya adalah besi baja, tekstil.

6. Mengapa Belajar Ekonomi?
Mengapa belajar ilmu ekonomi? Pertanyaan ini layak dan memang harus dilontarkan. Case dan Fair (1996) memberikan pandangan tentang beberapa manfaat dari studi ekonomi sebagai berikut.
a. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
Harta yang sangat berharga dalam diri manusia adalah pikiran. Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk dan menentukan pilihan. Kemampuan ini memungkinkan manusia mempertahan-kan keberadaannya di bumi. Kemampuan itu pula yang memungkinkan manusia terus-menerus meningkatkan kualitas hidupnya. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.
b. Membantu memahami masyarakat
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Kita tidak pernah berhenti berinteraksi. Menurut ilmu ekonomi interaksi manusia terjadi lewat pertukaran (pasar). Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran itu manusia berupaya mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan sistem kemasyarakatan. Berdasarkan ini kita dapat memahami terjadinya Revolusi Industri di Inggris, Revolusi Politik di Perancis dan peristiwa-peristiwa bersejarah lainnya.
c. Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)
Kelangkaan yang dihadapi terjadi pada setiap tingkatan hidup, mulai dari individu, keluarga, masyarakat desa, kota, negara dan internasional. Di tingkat internasional, interaksi antar-individu secara langsung demi kepentingan pribadi, jarang terjadi. Individu-individu yang berinteraksi lebih mewakili kepentingan-kepentingan kelompok (negara/perusahaan). Yang mereka lakukan meskipun tampaknya baik bagi kelompok/negara lain, sebenarnya lebih mempertimbangkan kepentingan kelompok/negara mereka. Dengan belajar ilmu ekonomi, kita dapat mengerti lebih pasti dan dalam, mengapa pada saat negara-negara Asia Timur (Indonesia) mengalami krisis ekonomi tahun 1998, negara-negara maju (Eropa Barat, Amerika Serikat dan Jepang), mau memberi bantuan melalui Dana Moneter Internasional (IMF) dan atau Bank Dunia (World Bank).
d. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi
Cita-cita terbentuknya masyarakat demokrasi bukan monopoli kaum politisi saja. Ekonom pun mempunyai cita-cita yang sama, seperti yang disampaikan oleh Kenneth Arrow. Ekonom memandang demokratisasi sangat penting dalam rangka memperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi masyarakat kebanyakan. Tidak mengherankan bila di masyarakat maju, para calon pemimpin yang akan dipilih harus mampu menjabarkan program-program ekonomi mereka.