Jumat, 06 Mei 2011

INVESTASI SDM

JURNAL ILMIAH
Judul: Investasi Sumberdaya Manusia Melalui pendidikan dan Nilai EKonomi Pendidikan di Kabupaten Gowa
Penulis: Abd. Halim, Universitas Pancasakti, Makassar
Penerbit: Jurnal Hipotesis, 2010

Abstrak
Pendidikan tinggi bukanlah merupakan satu bentuk cost (pengeluaran) akan tetapi merupakan salah satu bentuk investasi. Bentuk pengembalian ini dapat berupa nilai tawar yang tinggi manakala yang bersangkutan menmdapatkan tawaran pekerjaan. Pendidikan tinggi tidak hanya mempunyai nilai ekonomi pada individu, akan tetapi pada masyarakat. salah satu nilai ekonomi pendidikan tinggi adalah adanya peluang lapangan kerja bagi masyarakat manakala pendidikan tinggi diselenggarakan di suatu lokasi yang nilai ekonomi dapat berupa perekrutan pegawai ataupun adanya pembukaan lapangan kerja baru di sektor informal bagi masyarakat sekitar.
Kata kunci : Investasi - Sumberdaya Manusia – Nilai Ekonomi Pendidikan

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi batas wilayah nyaris tidak ada lagi. Ketiadaan batas menerobos ruang dan waktu serta mempengaruhi segala aspek kehidupan diantaranya pertumbuhan ejonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari suatu pengaruh lingkungannya.
Ketidaksiapan suatu negara dalam mempersiapkan aspek-aspek yang mendasarinyaakan membuat negara tersebut tertinggal, bahkan terlindas oleh negara lain yang telah lebih dahulu mengantisifasi arus perubahan yang terjadi. Salah satu aspek yang harus dipersiapkan oleh suatu negara adalah kesiapan SDM untuk menghadapi era yang tidak mungkin lagi untuk dihindari. Kesiapan SDM dapat dilakukan melalui banyak cara, diantaranya dengan pendidikan.
Peranan pendidikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi, sangat penting terlebih dalam menghadapi proses globalisasi yang penuh dengan tantangan. Para ahli ekonomi pendidikan mengatakan bahwa melalui investasi pendidikan mempunyai pengaruh paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi, dibandingkan investasi modal.
Berdasarkan data statistik negara-negara industri di Asia, misalnya Korea Selatan dan Taiwan, memberikan tekanan yang sangat kuat akan pentingnya pendidikan, dan ini dilakukan pada tiga dasawarsa terakhir.

SUMBERDAYA MANUSIA SEBAGAI MODAL
Dalam konteks ekonomi pendekatan ini dikenal dengan istilah human capital. Pendekatan human capital dipicu oleh hasil pemikiran Schultz, dan banyak ahli mulaimempertimbangkan untuk mengukur kontribusi atau efek sumberdaya manusia sebagai suatu modal terhadap ekonomi. Para pakar pendidikan pun tergerak untuk membuktikan bahwa investasi disekolah-sekolah publikpada akhinya akan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi daripada investasi yang ditanamkan.
Namun demikian, para pakar ekonomi sendiri mempunyai pandangan yang berbeda mengenai posisi manusia dalam kaitannya dengan modal. Pandangan yang mengatakan bahwa manusia bukan merupakan modal diwakili oleh John Stuart Mill, yang mengatakan bahwa marga masyarakat dalam suatu negara tidak dapat dikatakan sebagai suatu modal.
Adam Smith menyatakan hal yang sebaliknya, bahwa manusia merupakan suatu modal tetap. Pakar lain yang menyatakan bahwa manusia merupakan bagian dari modal suatu nnegara adalah Horrace Mann dan Von Thunnen yang merupakan pentingnya mempertim-bangkan manusia sebagai bagian dari modal yang dimiliki oleh suatu negara.

MAKNA PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu media penting dalam menata SDM sebagai suatu investasi. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pendidikan, baik sekolah menengah maupun perguruan tinggi, meningkatkan penghasilan seseorang. Peningkatan ini dinilai setelah mempertimbangkan pengurangan biaya langsung maupun tidak langsung sebagai akibat pendidikan yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada peningkatan kompetensi individu akan tetapi tidak berkaitan dengan secara langsung dengan pekerjaan saat ini. Sekalipun tidak berkontribusi secara langsung, akan tetapi pendidikan memberikan bekal pada peserta pendidikan untuk menghadapi kondisi perubahan jaman. Hal ini tentu dengan asumsi pendidikan yang diikuti adalah pendidikan yang dirancang dan diselenggarakan dengan benar.

MANFAAT PENDIDIKAN
Menurut John, Morphet, dan Alexander (1993:37), manfaat pendidikan dapat didefinisikan sebagai salah satu yang (1) meningkatkan produksi melalui peningkatan kapasitas tenaga kerja, (2) meningkatkan efisiensi melalui pengurangan biaya yang tidak digunakan dapat dimanfaatkan untuk memproduksi hal lain yang bermanfaat; dan (3) meningkatkan kesadaran sosial masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan standar kehidupan. Adapun manfaat pendidikan sangat beragam. Dua manfaat pendidikan, diantara sekian banyak manfaat, adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pengurangan kebutuhan akan jasa-jasa yang lain.
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja ; merupakan suatu penguatan sistem ekonomi melalui produktivitas tenaga kerja. Hal ini memang merupakan pengembalian yang bersifat langsung terhadap pendidikan, akan tetapi merupakan konsep ekonomi pendidikan yang lebih luas. Kemudian disadari pula bahwa SDM bukan satu-satunya aspek yang menentukan produktivitas optimal suatu negara, akan tetapi SDM merupakan kontibutor utama dalam optimalisasi produktivitas suatu negara.
Manfaat lain yang berkaitan dengan pendidikan adalah produktivitas tenaga kerja. Dalam kaitannya dengan kuantitas produk, para pekerja yang berpendidikan, lebih tinggi dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa pada waktu yang telah ditentukan karena mereka yang mempunyai kemampuan, kecakapan dan pengetahuan yang lebih luas. Kemudian dari sisi kualitas produk, para pekerja yang berpendidikan lebih tinggi dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas karena mereka mempunyai kemampuan, kecakapan, dan pengetahuan yang lebih luas dan pemahaman akan kondisi SDM.
Mengurangi kebutuhan akan jasa-jasa yang lain : pendidikan dapat dipandang sebagai alat untuk menyembuhkan penyakit sosial misalnya kejahatan. Pendidikan berkaitan dengan ketenagakerjaan. Dengan kata lain akan mengurangi tingkat pengangguran. Sementara itu ada asumsi bahwa tingkat kejahatan berkaitan dengan pengangguran, dan orang yang mempunyai pekerjaan tetap cenderung jarang melakukan tindak kejahatan.
Pendapat ini menimbulkan pendekatan, akan tetapi berdasarkan penelitian, kejahatan juga berkaitan dengan kurangnya pendidikan. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa pendidikan berkorelasi dengan pendapatan. Semakin pendidikan maka semakin tinggi pula peluang untuk mendapatkan pendapatan. Dengan kata lain orang yang mempunyai pendapatan yang cukup relatif jarang melakukan tindak kejahatan.

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah suatu alokasi sumber daya yang ada dan konsep utamanya adalah kelangkaan akan sumberdaya-sumberdaya tersebut. Ilmu ekonomi sendiri didefinisikan dengan berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang sederhana bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari keinginan dan kepuasan manusia. Sistem ekonomi mengatur mengenai produksi, pertukaran, dan konsumsi mengenai apapun yang dibutuhkan untuk memenuhi keinginan manusia.
Untuk lebih memahami ekonomi pendidikan, akan lebih baik jika dibahas terlebih dahulu beberapa konsep dasar dalam ilmu ekonomi sebagai berikut : barang-barang (goods), nilai dan harga (value and price), kekayaan (wealth), modal (Capital), pendapatan (income), investasi dan tabungan (investment and saving) kegunaan marjinal (marginal utility), biaya (cost), dan tingkat pengembalian (rate of return).
Barang-barang (Goods) yaitu segala sesuatu yang memuaskan atau dapat digunakan untuk memuaskan keinginan manusia. Barang-barang dapat diklasifikasikan menjadi barang bebas dan barang ekonomis. Barang bebas adalah apabila barang tersebut jumlahnya sangat banyak sehingga tidak lagi bernilai ekonomis, misalnya udara. Sedangkan barang yang dikategorikan sebagai barang ekonomis adalah barang yang jumlahnya relatif jarang, misalnya pendidikan. Ilmu ekonomi hanya berkaitan dengan barang-barang ekonomis.
Nilai dan Harga (Value and Price) ; kegunaan suatu barang dalam memuaskan keinginan manusia disebut sebagai nilai guna barang tersebut. Pendidikan merupakan suatu barang non-material, beberapa kali pakai, tahan lama, baik untuk konsumen maupun produser dan diproduksi baik disektor publik maupun privat. Nilai tukar suatu barang adalah daya beli suatu barang atas barang lain yang dirasakan oleh si pemilik ketika ia melakukan proses pertukarang.
Kekayaan (Wealth) ; para pakar ekonomi mendefinisikan kekayaan sebagai akumulasi persediaan barang-barang material yang dapat memuaskan keinginan manusia. Pakar ekonomi tidak menganggap jasa sebagai kekayaan karena jasa merupakan hal yang dikonsumsi pada saat diproduksi, dengan kata lain, jasa tidak dapat diakumulasikan.
Pendapatan (Income) ; yakni suatu jumlah pendapatan barang-barang ekonomis yang tersedian untuk individu, perusahaan atau masyarakat dalam suatu periode tertentu, misalnyadalam kurung waktu satu tahun.
Investasi dan Tabungan (Investment and Saving) ; yaitu suatu biaya yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menambah modal. Oleh karena itu pengeluaran untuk pendidikan merupakan suatu investasi mengingat tujuannya adalah menambah modal pendidikan bagi yang bersangkutan. Sedangkan Tabungan dapat diartikan sebagai penahanan diri dari perilaku konsumtif yang dilakukan untuk menambah modal.
Biaya (Cost) ; yaitu pengeluaran atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh seorang pekerja, atau kelompok pekerja atau perusahaan dalam upaya untuk memperoleh human capital.

MANFAAT DAN NILAI EKONOMI PENDIDIKAN
Menurut johns (1983:37) secara umum manfaat pendidikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang 1)meningkatkan produksi melalui peningkatan kapasitas tenaga kerja, 2)meningkatkan efisiensi melalui pengurangan biaya, 3)meningkatkan kesadaran sosial masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan standar kehidupan.
Pengukuran manfaat pendidikan sendiri bukanlah hal yang mudah mengingat selain mempunyai nilai ekonomi, pendidikan mempunyai nilai yang lain, yaitu nilai sosial. Berbeda dengan manfaat ekonomi, manfaat sosial relatif lebih sulit untuk diukur, oleh karena itu jarang dipergunakan sebagai ukuran pengembalian pendidikan manfaat sosial.

STRATEGI PENDIDIKAN
Dengan melihat pengertian berikutnya betapa pendidikan mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan sumberdaya manusia agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan pasar kerja sehingga dapat menghasilkan nilai yang tinggi.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :1) melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan. Masyarakat tidaklah dipandang sebagai obyek pendidikan, akan tetapi mempunyai peran yang lebih besar, yaitu selain sebagai obyek, masyarakat berperan pula sebagai subyek pendidikan. 2) melakukan analisis atas keberadaan lembaga-lembaga pendidikan dan standarnisasi lembaga pendidikan.
Secara kuantitas banyaknya lembaga pendidikan memberikan banyak alternatif bagi orang-orang yang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 3) Link and macth antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Denga strategi ini tentu saja dibutuhkan keterlibatan dunia usaha dalam perumusan kurikulum pendidikan. Paling tidak dunia usaha dapat menjadi partner dengan berperan sebagai apemberi informasi mengenai kompetensi yang dibutuhkan di pasar kerja.

PENUTUP
Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan ekonomi. SDM memang merupakan suatu modal bagi perusahaan, tetapi bukan sekedar modal, akan tetapi merupakan investasi dan aset yang paling berharga bagi organisasi atau perusahaan.
Peran SDM sebagai salah satu aspek pembangunan ekonomi suatu negara tidak akan bermakna tanpa diimbangi oleh kapasistas SDM yang memadai sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.
Bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang konstruktif akan memberikan “nilai” bagi SDM yang bersangkutan di dunia kerja. Kajian empiris telah membuktikan eratnya relevansi antara pendidikan dengan tingkat pendapatan.
Pendidikan tinggi bukanlah merupakan satu bentuk cost (pengeluaran) akan tetapi merupakan salah satu bentuk investasi. Bentuk pengembalian ini dapat berupa nilai tawar yang tinggi manakala yang bersangkutan menmdapatkan tawaran pekerjaan.
Pendidikan tinggi tidak hanya mempunyai nilai ekonomi pada individu, akan tetapi pada masyarakat. salah satu nilai ekonomi pendidikan tinggi adalah adanya peluang lapangan kerja bagi masyarakat manakala pendidikan tinggi diselenggarakan di suatu lokasi yang nilai ekonomi dapat berupa perekrutan pegawai ataupun adanya pembukaan lapangan kerja baru di sektor informal bagi masyarakat sekitar.
Pendidikan tidak dapat berjalan sendiri. Keterkaitannya dengan sub sistem lain, seperti kebutuhan dunia industri atau pasar tenaga kerja dan perkembangan lingkungan strategis dapat berpengaruh terhadap nilai ekonomi yang dikandung pendidikan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, 2003. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Alfabeta. Bandung.
Cohn 1979. The Economics of Education Revised Edition. Ballinger Publishing, Company.
Fattah N. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Johns R.L. 1983. The Economics and Financing of Education-Furth Editin, New Jersey
Mulyadi E. 2002. Investasi SDM Melalui Diklat Serta Pengembangannya Terhadap Peningkatan Kompetensi dan Pendapatan (Penghasilan).
Siagian S.P. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Gunung Agung. Jakarta,