Tampilkan postingan dengan label JURNAL PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JURNAL PENDIDIKAN. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Mei 2011

ANDRAGOGI

JURNAL ILMIAH
Judul: Andragogi, Suatu Orientasi Baru dalam Pembelajaran
Penulis: Nurhaeni Ds, Universitas Muhammadiyah Makassar
Penerbit: Jurnal Pilar, 2010

Abstrak
Istilah Pedagogi nampaknya tidak cocok dipakai untuk menjelaskan tentang ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Hal ini memunculkan suatu masalah yang tidak disadari bahwa dalam istilah pedagogi terdapat kata "Paid" yang berarti anak. Demikian juga dalam istilah pedagogi tentang konsep tujuan pendidikan, yaitu penyampaian pengetahuan pada anak-anak. Atas dasar itulah sehingga pendidikan kemudian diartikan sebagai proses penyampaian pengetahuan. Mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyampaian ternyata kurang sesuai dengan perkembangan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu dewasa ini telah muncul suatu teori baru cara membelajarkan orang dewasa yang dikenal dengan istilah Andragogi, yaitu suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar, yang secara prinsip asumsi yang digunakan berbeda dengan Pedagogi, terutama mengenai konsep diri, pengalaman, kesiapan belajar, dan orientasi terhadap belajar.
Kata kunci: Andragogi, orientasi baru, pembelajaran

A. PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang belajar kebanyakan diperoleh dari pengalaman atau penelitian tentang belajar pada anak-anakataupun binatang. Demikian pula halnya dengan pengetahuan tentang pengajaran, kebanyakan diperoleh dari pengalaman pengajaran anak-anak dalam situasi di mana anak-anak tersebut diwajibkan untuk mengikuti suatu proses belajar¬ mengajar yang berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan proses belajar-mengajar tersebut didasarkan pada definisi pendidikan sebagai suatu proses penyampaian kebudayaan.
Definisi pendidikan tersebut pada dasarnya bersumber dari suatu istilah pendidikan yaitu Pedagogi. Istilah pedagogi ini berasal dari bahasa Yunani "paid' artinya anak dan "agogos" yang artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai Ilmu dan seni mengajar anak (the art and science of teaching children).
Dalam perkembangan penggunaan istilah tersebut, muncul suatu masalah yaitu kata "anak" sebagai bagian integral dari pengertian istilah pedagogi telah hilang, sehingga dalam pemikiran manusia yang juga telah ditulis dalam buku-buku pendidikan dan kamus, di mana istilah pedagogi diartikan sebagai seni dan ilmu mengajar. Bahkan dalam buku-buku tentang pendidikan orang dewasa ditemukan istilah "Pedagogy of Adult Education". Orang rupanya tidak menyadari bahwa dalam istilah pedagogi terdapat kata "paid" yang berarti anak, sehingga istilah pedagogi sangat tidak cocok dipakai untuk menjelaskan tentang ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Masalah lain yang muncul sehubungan dengan pengertian yang ditarik dari istilah pedagogi ialah tentang konsep tujuan pendidikan, yaitu penyampaian pengetahuan pada anak-anak. Atas dasar itu pendidikan kemudian diartikan sebagai proses penyampaian pengetahuan. Mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyampaian ternyata kurang sesuai dengan perkembangan dan kehidupan manusia.
Selain itu, masalah yang timbul dalam pengertian pedagogi adalah adanya pandangan yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan. Tetapi di lain pihak perubahan yang terjadi seperti inovasi dalam teknologi, mobilitas penduduk, perubahan sistem ekonomi, politik dan sejenisnya begitu cepat terjadi. Dalam kondisi seperti ini pengetahuan yang diperoleh seseorang ketika ia berumur 20 tahun akan menjadi usang ketika ia berumur 40 tahun. Jika demikian halnya, maka pendidikan sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan modern. Oleh karena itu pendidikan sekarang tidak lagi dirumuskan sebagai upaya untuk mentransmisikan pengetahuan, tetapi dirumuskan sebagai suatu proses penemuan sepanjang hayat terhadap apa yang dibutuhkan untuk diketahui.
Dewasa ini di kalangan para ahli pendidikan orang dewasa telah berkembang baik di Eropa maupun di Amerika, suatu teori mengenai cara mengajar orang dewasa. Untuk membedakan dengan pedagogi, maka teori barn tersebut di kenal dengan nama Andragogi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "andr" yang berarti orang dewasa dan "agogos" yang berarti memimpin atau membimbing. Dengan demikian, andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar.

B. ASUMSI ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI
Ada perbedaan mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh Andragogi dan Pedagogi terutama dari aspek konsep diri, pengalaman, kesiapan belajar dan orientasi terhadap belajar. Asumsi itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
• Konsep Diri
Menurut Knowles, dalam pendekatan pedagogi peranan peserta didik bergantung pada guru. Dalam hal ini, guru diharapkan oleh masyarakat memegang tanggungjawab penuh untuk menentukan apa yang akan dipelajari oleh pada peserta didik, kapan waktunya belajar, bagaimana cara mempelajarinya, dan apakah suatu bahan telah selesai dipelajari atau belum. Sedangkan dalam pendekatan andragogi, proses pematangan manusia merupakan kewajaran bagi seorang individu untuk bergerak dari ketergantungan ke arah kemandirian. Perpindahan ini secara bertahap dan dengan kecepatan yang berbeda-beda sesuai dengan orang dan dimensi kehidupannya. Para guru orang dewasa bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara gerakan ini. Orang dewasa mempunyai kebutuhan psikologis yang dalam untuk mandiri, meskipun dalam situasi-situasi tertentu bergantung pada pihak lain.

• Pengalaman.
Peranan pengalaman yang dibawa peserta didik ke situasi belajar kurang bernilai. Hal itu mungkin hanya sebagai titik tolak. Pengalaman yang akan menjadi sumber belajar yang utama bagi peserta didik adalah pengalaman para guru, penulis buku, pencipta Audio-Visual Aids dan ahli-ahli lainnya. Karena itu, teknik utama yang digunakan adalah teknik penerusan atau pemindahan (ceramah, tugas dan sebagainya). Dalam andragogi, selama manusia tumbuh dan berkembang mereka menyimpan banyak pengalaman dan karena itu akan menjadi sumber yang tak habis-habisnya untuk belajar, baik bagi mereka secara pribadi maupun bagi orang lain. Lagi pula orang memberikan arti yang lebih besar kepada pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman daripada yang diperoleh secara pasif. Karena itu teknik utama yang digunakan adalah teknik pengalaman (eksperimen, laboratorium, diskusi, pemecahan persoalan, pengalaman lapangan dan sebagainya).

• Kesiapan Belajar.
Orang siap mempelajari apapun yang dikehendaki masyarakat terutama sekolah untuk mereka pelajari, asalkan tekanan ini cukup berat bagi mereka. Sebagian orang yang sebaya siap untuk mempelajari bahan yang sama. Karena itu pelajaran hendaknya diatur ke dalam suatu kurikulum yang benar-benar baku, dengan suatu penjenjangan yang seragam bagi semua peserta didik. Dalam andragogi, orang menjadi siap untuk mempelajari sesuatu bila mereka merasakan kebutuhan untuk mempelajari hal itu, dengan tujuan agar dapat menyelesaikan tugas atau persoalan hidup mereka dengan yang lebih memuaskan. Pendidik memegang tanggungjawab menciptakan kondisi dan menyediakan alat-alat serta prosedur untuk membantu para peserta didik menemukan kebutuhan atau keingintahuan mereka. Dengan demikian program belajar hendaknya disusun menurut kategori penerapan hidup dan diurutkan sesuai dengan kesiapan belajar peserta didik.

• Orientasi Terhadap Belajar
Para peserta didik melihat pendidikan sebagai suatu proses untuk memperoleh bahan pelajaran, yang sebagian besar mereka anggap hanya akan berguna di kemudian hari. Karena itu kurikulum seharusnya diatur menjadi satuan-satuan pelajaran yang mengikuti urutan logika mata pelajaran bersangkutan. Jadi orientasi mereka berpusat pada mata pelajaran. Sebaliknya dalam andragogi, para peserta didik memandang pendidikan sebagai suatu proses pengembangan kemampuan untuk mencapai potensi kehidupan yang paripurna. Mereka ingin dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan apapun yang mereka peroleh saat ini untuk kehidupan esok yang lebih efektif. Karena itu, pengalaman belajar seharusnya disusun menurut kategori-kategori pengembangan kemampuan. Jadi orientasi mereka terhadap belajar berpusat pada karya atau prestasi. Dari asumsi dasar tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa:
1. Orang dewasa mempunyai konsep diri, yaitu suatu pribadi yang tidak tergantung kepada orang lain yang mempunyai kemampuan mengarahkan dirinya sendiri dan kemampuan mengambil keputusan.
2. Orang dewasa mempunyai kekayaan pengalaman yang merupakan sumber yang penting dalam belajar.
3. Kesiapan belajar orang dewasa berorientasi kepada tugas-tugas perkembangannya sesuai dengan peranan sosialnya.
4. Orang dewasa mempunyai perspektif waktu dalam belajar, dalam arti secepatnya mengaplikasikan apa yang dipelajarinya.

C. FUNGSI PENDIDIK ORANG DEWASA.
Pendidik orang dewasa mempunyai fungsi antara lain:
a. Menilai kebutuhan belajar individu, lembaga dan masyarakat untuk pendidikan orang dewasa yang sesuai dengan lingkungan organisasinya (fungsi diagnostik).
b. Menetapkan dan mengelola struktur organisasi untuk pengembangan dan pelaksanaan yang efektif dari suatu program pendidikan orang dewasa (fungsi organisasi).
c. Merumuskan-tujuan yang sesuai dengan kebutuhan belajar yang telah ditetapkan, dan merencanakan suatu program kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (fungsi perencanaan).
d. Menciptakan dan mengawasi prosedur yang diperuntukan bagi pelaksanaan suatu program secara efektif, termasuk memilih dan melatih ketua-ketua kelompok belajar, tutor, mengatur fasilitas dan proses administrasi, seleksi dan penerimaan pebelajar, dan pembiayaan (fungsi administrasi).
e. Menilai efektivitas program pendidikan yang dilaksanakan (fungsi evaluasi).

D. MISI PENDIDIK ORANG DEWASA
Misi pendidik orang dewasa dapat digambarkan dengan mengaitkan antara kebutuhan dan tujuan individu.
Misi setiap pendidik orang dewasa adalah membantu individu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, membantu individu untuk mengembangkan sikap bahwa belajar itu adalah kegiatan yang berlangsung sepanjang hayat, dan dengan pendidikan itu dapat diperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat digunakan untuk bekerja secara mandiri serta dapat mengembangkan potensi-potensi yang kits miliki. Dalam proses belajar ini dapat dimanfaatkan oleh orang dewasa untuk mengembangkan dirinya, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan orang dewasa lainnya.
Pendidik orang dewasa dalam merencanakan program pembelajarannya hendaknya didasarkan pada kebutuhan belajar yang diinginkan oleh orang dewasa, tanpa demikian pendidikan orang dewasa akan mengalami kegagalan.

E. TEKNIK DAN METODE PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Penjabaran rancangan belajar ke dalam urutan kegiatan belajar memerlukan adanya pengambilan keputusan mengenai teknik dan bahan belajar apa yang paling bermanfaat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan selanjutnya menentukan strategi pembelajaran dengan mengikutsertakan peserta. Posisi pelatih dalam proses ini hanyalah sebagai pemberi saran dan sebagai narasumber.
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk membantu orang dewasa belajar, antara lain:
1. Presentasi. Teknik ini meliputi antara lain: ceramah, debat, dialog, wawancara, panel, demonstrasi, film, slide, pameran, darmawisata, dan membaca.
2. Teknik Partisipasi peserta. Teknik ini meliputi antara lain: tanya jawab, permainan peran, kelompok pendengar panel reaksi, dan panel yang diperluas.
3. Teknik Diskusi. Teknik ini terdidi atas diskusi terpimpin, diskusi yang bersumberkan dari buku, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus.
4. Teknik Simulasi. Teknik ini terdiri atas: permainan peran, proses insiden kritis, metode kasus, dan permainan.

F. IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
Dari asumsi-asumsi yang telah dikemukakan di atas, dapat dikemukakan bahwa ketiga pendapat tersebut di atas memiliki kesamaan di dalam memandang pebelajar, baik dalam pembelajaran pedagogi maupun andragogi terutama dalam konsep diri, pengalaman, kesiapan untuk belajar, dan orientasi belajar. Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dalam pembelajaran orang dewasa perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. lklim belajar perlu diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa. Baik ruangan yang digunakan maupun peralatan (kursi, meja, dan sebagainya) diatur sesuai dengan selera orang dewasa agar dapat memberi kenyamanan bagi mereka. Selain itu, dalam iklim belajar tersebut, perlu diciptakan kerjasama yang sating menghargai antara para peserta dengan peserta lain maupun dengan para pelatih/fasilitator. Ini berarti bahwa setiap peserta diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut dihukum maupun dipermalukan. Iklim belajar seperti ini akan sangat tergantung kepada pelatih/fasilitator.
2. Peserta diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya. Mereka akan merasa terlibat dan termotivasi untuk belajar apabila apa yang akan dipelajarinya itu sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipelajari.
3. Peserta dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya. Dalam perencanaan ini fasilitator lebih banyak berfungsi sebagai pembimbing dan manusia sumber.
4. Dalam proses belajar-mengajar merupakan tanggungjawab bersama antara pelatih/fasilitator dan peserta. Kedudukan pelatih/fasilitator lebih banyak berperan sebagai manusia sumber, pembimbing dan katalis daripada sebagai guru.
5. Evaluasi belajar lebih menekankan pada cara evaluasi diri sendiri dalam mengetahui kemajuan belajar peserta.
6. Karena orang dewasa merupakan sumber belajar yang lebih kaya dibandingkan anak-anak, maka proses belajarnya lebih ditekankan kepada teknik yang sifatnya menyadap pengalaman mereka seperti: kelompok diskusi, metode kasus, simulasi, permainan peran, latihan praktek, demonstrasi, bimbingan konsultasi, seminar, dan sebagainya.
7. Penekanan dalam proses belajar bagi orang dewasa adalah pada aplikasi praktis dan atas dasar pengalaman mereka.
8. Urutan kurikulum dalam proses belajar orang dewasa disusun berdasarkan tugas perkembangannya dan bukan atas dasar urutan logik mata pelajaran atau kebutuhan kelembagaan. Misalnya suatu program latihan orientasi untuk para pekerja baru, bukan dimulai dengan sejarah atau filsafat perusahaan, tetapi dimulai dengan kehidupan nyata yang menjadi perhatian para pekerja baru, seperti: di mana saya harus bekerja, dengan siapa saya bekerja, apa yang diharapkan dari saya, dan sebagainya.
9. Adanya konsep mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa akan memberi petunjuk dalam belajar secara kelompok. Untuk tugas-tugas perkembangan, maka belajar secara kelompok yang anggota kelompoknya bersifat homogen akan lebih efektif.
10. Pendidik orang dewasa tidak boleh berperan sebagai seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran tertentu, tetapi ia berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.
11. Kurikulum dalam pendidikan untuk orang dewasa tidak berorientasi kepada mata pelajaran tertentu, tetapi berorientasi kepada masalah. Hal ini karena orang dewasa cenderung berorientasikan kepada masalah dalam orientasi belajarnya.
12. Oleh karena orang dewasa dalam belajar berorientasi kepada masalah, maka pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan pula pada masalah atau perhatian yang ada dalam benak mereka.

DAFTAR RUJUKAN
Amalius Sahide, 1990. Pendidikan Orang Dewasa. Ujungpandang: FIP IKIP
Knowles, Malcolm. 1977. The Modern Practice of Adult Education, Andragogy Versus Pedagogy. New York: Assosiation Press

Read More......

Jumat, 06 Mei 2011

INVESTASI SDM

JURNAL ILMIAH
Judul: Investasi Sumberdaya Manusia Melalui pendidikan dan Nilai EKonomi Pendidikan di Kabupaten Gowa
Penulis: Abd. Halim, Universitas Pancasakti, Makassar
Penerbit: Jurnal Hipotesis, 2010

Abstrak
Pendidikan tinggi bukanlah merupakan satu bentuk cost (pengeluaran) akan tetapi merupakan salah satu bentuk investasi. Bentuk pengembalian ini dapat berupa nilai tawar yang tinggi manakala yang bersangkutan menmdapatkan tawaran pekerjaan. Pendidikan tinggi tidak hanya mempunyai nilai ekonomi pada individu, akan tetapi pada masyarakat. salah satu nilai ekonomi pendidikan tinggi adalah adanya peluang lapangan kerja bagi masyarakat manakala pendidikan tinggi diselenggarakan di suatu lokasi yang nilai ekonomi dapat berupa perekrutan pegawai ataupun adanya pembukaan lapangan kerja baru di sektor informal bagi masyarakat sekitar.
Kata kunci : Investasi - Sumberdaya Manusia – Nilai Ekonomi Pendidikan

PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi batas wilayah nyaris tidak ada lagi. Ketiadaan batas menerobos ruang dan waktu serta mempengaruhi segala aspek kehidupan diantaranya pertumbuhan ejonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari suatu pengaruh lingkungannya.
Ketidaksiapan suatu negara dalam mempersiapkan aspek-aspek yang mendasarinyaakan membuat negara tersebut tertinggal, bahkan terlindas oleh negara lain yang telah lebih dahulu mengantisifasi arus perubahan yang terjadi. Salah satu aspek yang harus dipersiapkan oleh suatu negara adalah kesiapan SDM untuk menghadapi era yang tidak mungkin lagi untuk dihindari. Kesiapan SDM dapat dilakukan melalui banyak cara, diantaranya dengan pendidikan.
Peranan pendidikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi, sangat penting terlebih dalam menghadapi proses globalisasi yang penuh dengan tantangan. Para ahli ekonomi pendidikan mengatakan bahwa melalui investasi pendidikan mempunyai pengaruh paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi, dibandingkan investasi modal.
Berdasarkan data statistik negara-negara industri di Asia, misalnya Korea Selatan dan Taiwan, memberikan tekanan yang sangat kuat akan pentingnya pendidikan, dan ini dilakukan pada tiga dasawarsa terakhir.

SUMBERDAYA MANUSIA SEBAGAI MODAL
Dalam konteks ekonomi pendekatan ini dikenal dengan istilah human capital. Pendekatan human capital dipicu oleh hasil pemikiran Schultz, dan banyak ahli mulaimempertimbangkan untuk mengukur kontribusi atau efek sumberdaya manusia sebagai suatu modal terhadap ekonomi. Para pakar pendidikan pun tergerak untuk membuktikan bahwa investasi disekolah-sekolah publikpada akhinya akan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi daripada investasi yang ditanamkan.
Namun demikian, para pakar ekonomi sendiri mempunyai pandangan yang berbeda mengenai posisi manusia dalam kaitannya dengan modal. Pandangan yang mengatakan bahwa manusia bukan merupakan modal diwakili oleh John Stuart Mill, yang mengatakan bahwa marga masyarakat dalam suatu negara tidak dapat dikatakan sebagai suatu modal.
Adam Smith menyatakan hal yang sebaliknya, bahwa manusia merupakan suatu modal tetap. Pakar lain yang menyatakan bahwa manusia merupakan bagian dari modal suatu nnegara adalah Horrace Mann dan Von Thunnen yang merupakan pentingnya mempertim-bangkan manusia sebagai bagian dari modal yang dimiliki oleh suatu negara.

MAKNA PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu media penting dalam menata SDM sebagai suatu investasi. Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pendidikan, baik sekolah menengah maupun perguruan tinggi, meningkatkan penghasilan seseorang. Peningkatan ini dinilai setelah mempertimbangkan pengurangan biaya langsung maupun tidak langsung sebagai akibat pendidikan yang diikutinya.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada peningkatan kompetensi individu akan tetapi tidak berkaitan dengan secara langsung dengan pekerjaan saat ini. Sekalipun tidak berkontribusi secara langsung, akan tetapi pendidikan memberikan bekal pada peserta pendidikan untuk menghadapi kondisi perubahan jaman. Hal ini tentu dengan asumsi pendidikan yang diikuti adalah pendidikan yang dirancang dan diselenggarakan dengan benar.

MANFAAT PENDIDIKAN
Menurut John, Morphet, dan Alexander (1993:37), manfaat pendidikan dapat didefinisikan sebagai salah satu yang (1) meningkatkan produksi melalui peningkatan kapasitas tenaga kerja, (2) meningkatkan efisiensi melalui pengurangan biaya yang tidak digunakan dapat dimanfaatkan untuk memproduksi hal lain yang bermanfaat; dan (3) meningkatkan kesadaran sosial masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan standar kehidupan. Adapun manfaat pendidikan sangat beragam. Dua manfaat pendidikan, diantara sekian banyak manfaat, adalah peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pengurangan kebutuhan akan jasa-jasa yang lain.
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja ; merupakan suatu penguatan sistem ekonomi melalui produktivitas tenaga kerja. Hal ini memang merupakan pengembalian yang bersifat langsung terhadap pendidikan, akan tetapi merupakan konsep ekonomi pendidikan yang lebih luas. Kemudian disadari pula bahwa SDM bukan satu-satunya aspek yang menentukan produktivitas optimal suatu negara, akan tetapi SDM merupakan kontibutor utama dalam optimalisasi produktivitas suatu negara.
Manfaat lain yang berkaitan dengan pendidikan adalah produktivitas tenaga kerja. Dalam kaitannya dengan kuantitas produk, para pekerja yang berpendidikan, lebih tinggi dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa pada waktu yang telah ditentukan karena mereka yang mempunyai kemampuan, kecakapan dan pengetahuan yang lebih luas. Kemudian dari sisi kualitas produk, para pekerja yang berpendidikan lebih tinggi dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas karena mereka mempunyai kemampuan, kecakapan, dan pengetahuan yang lebih luas dan pemahaman akan kondisi SDM.
Mengurangi kebutuhan akan jasa-jasa yang lain : pendidikan dapat dipandang sebagai alat untuk menyembuhkan penyakit sosial misalnya kejahatan. Pendidikan berkaitan dengan ketenagakerjaan. Dengan kata lain akan mengurangi tingkat pengangguran. Sementara itu ada asumsi bahwa tingkat kejahatan berkaitan dengan pengangguran, dan orang yang mempunyai pekerjaan tetap cenderung jarang melakukan tindak kejahatan.
Pendapat ini menimbulkan pendekatan, akan tetapi berdasarkan penelitian, kejahatan juga berkaitan dengan kurangnya pendidikan. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa pendidikan berkorelasi dengan pendapatan. Semakin pendidikan maka semakin tinggi pula peluang untuk mendapatkan pendapatan. Dengan kata lain orang yang mempunyai pendapatan yang cukup relatif jarang melakukan tindak kejahatan.

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah suatu alokasi sumber daya yang ada dan konsep utamanya adalah kelangkaan akan sumberdaya-sumberdaya tersebut. Ilmu ekonomi sendiri didefinisikan dengan berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang sederhana bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari keinginan dan kepuasan manusia. Sistem ekonomi mengatur mengenai produksi, pertukaran, dan konsumsi mengenai apapun yang dibutuhkan untuk memenuhi keinginan manusia.
Untuk lebih memahami ekonomi pendidikan, akan lebih baik jika dibahas terlebih dahulu beberapa konsep dasar dalam ilmu ekonomi sebagai berikut : barang-barang (goods), nilai dan harga (value and price), kekayaan (wealth), modal (Capital), pendapatan (income), investasi dan tabungan (investment and saving) kegunaan marjinal (marginal utility), biaya (cost), dan tingkat pengembalian (rate of return).
Barang-barang (Goods) yaitu segala sesuatu yang memuaskan atau dapat digunakan untuk memuaskan keinginan manusia. Barang-barang dapat diklasifikasikan menjadi barang bebas dan barang ekonomis. Barang bebas adalah apabila barang tersebut jumlahnya sangat banyak sehingga tidak lagi bernilai ekonomis, misalnya udara. Sedangkan barang yang dikategorikan sebagai barang ekonomis adalah barang yang jumlahnya relatif jarang, misalnya pendidikan. Ilmu ekonomi hanya berkaitan dengan barang-barang ekonomis.
Nilai dan Harga (Value and Price) ; kegunaan suatu barang dalam memuaskan keinginan manusia disebut sebagai nilai guna barang tersebut. Pendidikan merupakan suatu barang non-material, beberapa kali pakai, tahan lama, baik untuk konsumen maupun produser dan diproduksi baik disektor publik maupun privat. Nilai tukar suatu barang adalah daya beli suatu barang atas barang lain yang dirasakan oleh si pemilik ketika ia melakukan proses pertukarang.
Kekayaan (Wealth) ; para pakar ekonomi mendefinisikan kekayaan sebagai akumulasi persediaan barang-barang material yang dapat memuaskan keinginan manusia. Pakar ekonomi tidak menganggap jasa sebagai kekayaan karena jasa merupakan hal yang dikonsumsi pada saat diproduksi, dengan kata lain, jasa tidak dapat diakumulasikan.
Pendapatan (Income) ; yakni suatu jumlah pendapatan barang-barang ekonomis yang tersedian untuk individu, perusahaan atau masyarakat dalam suatu periode tertentu, misalnyadalam kurung waktu satu tahun.
Investasi dan Tabungan (Investment and Saving) ; yaitu suatu biaya yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menambah modal. Oleh karena itu pengeluaran untuk pendidikan merupakan suatu investasi mengingat tujuannya adalah menambah modal pendidikan bagi yang bersangkutan. Sedangkan Tabungan dapat diartikan sebagai penahanan diri dari perilaku konsumtif yang dilakukan untuk menambah modal.
Biaya (Cost) ; yaitu pengeluaran atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh seorang pekerja, atau kelompok pekerja atau perusahaan dalam upaya untuk memperoleh human capital.

MANFAAT DAN NILAI EKONOMI PENDIDIKAN
Menurut johns (1983:37) secara umum manfaat pendidikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang 1)meningkatkan produksi melalui peningkatan kapasitas tenaga kerja, 2)meningkatkan efisiensi melalui pengurangan biaya, 3)meningkatkan kesadaran sosial masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan standar kehidupan.
Pengukuran manfaat pendidikan sendiri bukanlah hal yang mudah mengingat selain mempunyai nilai ekonomi, pendidikan mempunyai nilai yang lain, yaitu nilai sosial. Berbeda dengan manfaat ekonomi, manfaat sosial relatif lebih sulit untuk diukur, oleh karena itu jarang dipergunakan sebagai ukuran pengembalian pendidikan manfaat sosial.

STRATEGI PENDIDIKAN
Dengan melihat pengertian berikutnya betapa pendidikan mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan sumberdaya manusia agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan pasar kerja sehingga dapat menghasilkan nilai yang tinggi.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :1) melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan. Masyarakat tidaklah dipandang sebagai obyek pendidikan, akan tetapi mempunyai peran yang lebih besar, yaitu selain sebagai obyek, masyarakat berperan pula sebagai subyek pendidikan. 2) melakukan analisis atas keberadaan lembaga-lembaga pendidikan dan standarnisasi lembaga pendidikan.
Secara kuantitas banyaknya lembaga pendidikan memberikan banyak alternatif bagi orang-orang yang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 3) Link and macth antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Denga strategi ini tentu saja dibutuhkan keterlibatan dunia usaha dalam perumusan kurikulum pendidikan. Paling tidak dunia usaha dapat menjadi partner dengan berperan sebagai apemberi informasi mengenai kompetensi yang dibutuhkan di pasar kerja.

PENUTUP
Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan ekonomi. SDM memang merupakan suatu modal bagi perusahaan, tetapi bukan sekedar modal, akan tetapi merupakan investasi dan aset yang paling berharga bagi organisasi atau perusahaan.
Peran SDM sebagai salah satu aspek pembangunan ekonomi suatu negara tidak akan bermakna tanpa diimbangi oleh kapasistas SDM yang memadai sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.
Bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang konstruktif akan memberikan “nilai” bagi SDM yang bersangkutan di dunia kerja. Kajian empiris telah membuktikan eratnya relevansi antara pendidikan dengan tingkat pendapatan.
Pendidikan tinggi bukanlah merupakan satu bentuk cost (pengeluaran) akan tetapi merupakan salah satu bentuk investasi. Bentuk pengembalian ini dapat berupa nilai tawar yang tinggi manakala yang bersangkutan menmdapatkan tawaran pekerjaan.
Pendidikan tinggi tidak hanya mempunyai nilai ekonomi pada individu, akan tetapi pada masyarakat. salah satu nilai ekonomi pendidikan tinggi adalah adanya peluang lapangan kerja bagi masyarakat manakala pendidikan tinggi diselenggarakan di suatu lokasi yang nilai ekonomi dapat berupa perekrutan pegawai ataupun adanya pembukaan lapangan kerja baru di sektor informal bagi masyarakat sekitar.
Pendidikan tidak dapat berjalan sendiri. Keterkaitannya dengan sub sistem lain, seperti kebutuhan dunia industri atau pasar tenaga kerja dan perkembangan lingkungan strategis dapat berpengaruh terhadap nilai ekonomi yang dikandung pendidikan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, 2003. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, Alfabeta. Bandung.
Cohn 1979. The Economics of Education Revised Edition. Ballinger Publishing, Company.
Fattah N. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Johns R.L. 1983. The Economics and Financing of Education-Furth Editin, New Jersey
Mulyadi E. 2002. Investasi SDM Melalui Diklat Serta Pengembangannya Terhadap Peningkatan Kompetensi dan Pendapatan (Penghasilan).
Siagian S.P. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Gunung Agung. Jakarta,

Read More......

Jumat, 29 April 2011

MEMBANGUN GAIRAH KERJA PENDIDIK

JURNAL ILMIAH
Judul: Peranan Administrasi Perkantoran Dalam Meningkatkan Gairah Kerja
Pada SLTP Negeri

PENDAHULUAN
Peranan kantor tidak hanya melayani dan memperlancar tugas-tugas rutin tetapi juga mampu melancarkan dan melayani tugas-tugas di bidang pembangunan. Pekerjaan kantor yang perlu diperhatikan adalah memberikan pelayanan baik terhadap atasan maupun terhadap masyarakat luas berpangkal pada adanya tertib administrasi.
Permasalahan yang dihadapi di bidang administrasi perkantoran seperti tata ruang, kearsipan, pelaporan, demikian juga penyediaan perabot kantor yang memadai, dimana semuanya perlu segera mendapat perhatian apabila kantor ini menghendaki adanya suatu administrasi perkantoran yang baik dan mampu melayani tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pokok-pokok pikiran tersebut, penulis memfokuskan permasalahan administrasi perkantoran dalam perencanaan pada kantor SLTP Negeri 23 Makassar kemudian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan tata ruang dan suasana kerja pada kantor SLTP Negeri 23 Makassar?
2. Bagaimana pedoman-pedoman menyusun tata ruang kantor?
3. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan tata ruang kantor?


TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Peranan Administrasi Perkantoran
Peranan di dalam Ensiklopedia Amerika adalah suatu cara khusus yang berkelakuan tentang hubungan antara bagian-bagian tertentu dimana meskipun tidak selamanya berjalan dalam situasi pasti, namun kebanyakan terjadi diselesaikan secara perhitungan-perhitungan rasional dan merupakan suatu aktivitas yang sifatnya dinamis.
Pengertian administrasi dibedakan menjadi 2 (dua) cara yaitu :
1. Administrasi dalam arti sempit yaitu dari kata administratie yang berasal dari bahasa Belanda yang meliputi kegiatan cata mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan dan sebagainya yang bersifat teknis ketata usahaan.
2. Adminsitrasi dalam ari luas dilihat dari 3 (tiga) sudut yaitu
a. Administrasi dalam arti proses yaitu segenap keseluruhan kegiatan penyelenggaraan yang berkesinambungan untuk mencapai usaha kerja sama, 
b. Administrasi dalam arti fungsional
Adalah segala usaha kegiatan yang dijalankan dalam proses administrasi dan management untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara fungsional.
c. Administrasi dalam arti instansi (kelembagaan) adalah keseluruhan orang-orang baik secara perorangan maupun secara bersama-sama yang menjalankan kegiatan-kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian administrasi terdapat unsur-unsur : adanya dua orang manusia atau lebih yang dipersatukan dalam wadah yang disebut organisasi serta adanya tujuan yang dicapai.
Istilah administrasi dan manajemen makin lama makin banyak dipakai secara searti. Pengertian administrasi perkantoran dengan sendirinya meliputi pengertian yang tercakup dalam manajemen. Administrasi perkantoran ini dengan sendirinya meliputi pengertian manajemen karena manajemen merupakan suatu bahagian daripada administrasi.
Pengertian administrasi dengan sendirinya meliputi pengertian manajemen karena manajemen merupakan salah satu unsur administrasi yaitu unsur berupa rangkaian perbuatan, menggerakkan karyawan-karyawan dan menggerakkan segenap fasilitas kerja agar tujuan admibsitrasi yang bersangkutan benar-benar tercapai secara efektif dan efisien.
The Liang Gie, dalam bukunya Adminsitrasi Perkantoran Modern mengemukakan sebagai berikut: 
“Office management merupakan suatu fungsi tertentu dalam setiap organisasi. Aktivitas yang mewujudkan fungsi office manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengontrolan, tata penyelenggaraan, pengawasan dan pengaruh-pengaruhnya yang kesemuanya adalah pekerjaan kantor.
Menurut William Lefring dan Erwin Robinson, manajemen perkantoran adalah sebagai suatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu mengenai manajemen yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan kantor secara efisien bilamana dan dimanapun pekerjaa ini adalah cabang dari seni dan ilmu mengenai manajemen yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan kantor secara efisien bilamana dan dimanapun pekerjaan itu dilakukan.
Menurut George R. Terry, dalam bukunya Adminsitrasi Perkantoran Modern karangan The Liang Gie dengan menterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut :
Office managemen atau manajemen perkantoran adalah sebagai perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta menggerakkan mereka yang melakukan agar mencapai tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak penciptanya melalui pemeliharaan, penyebaran dan penciptanya melalui pemeliharaan, penyebaran dan penyimpanannya kalau memiliki tetap atau pemusnahannya kalau uang.

Pengertian Tata Ruang
Dalam melaksanakan tata usaha, suatu faktor penting yang turut menentukan kelancarannya ialah menyusun tempat kerja dan alat perlengkapan kantor dengan sebaik-baiknya. Penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai disebut tata ruang kantor.
Untuk memperjelas pengertian tata ruang itu dapat dikutipkan 2 perumusan yaitu sebagai berikut :
1. Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia.
2. Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak.

METODELOGI PENELITIAN
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui Library Research (peneliti kepustakaan) dan Field Research (peneliti lapangan) yaitu observasi dan wawancara.

PEMBAHASAN
A. Pedoman-Pedoman Penyusunan Tata Ruang Kantor
Dalam menyusun tata ruang untuk kerja perkantoran, ada beberapa tujuan yang perlu dicapai. Tujuan yang juga merupakan pedoman adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dalam menempuh jarak yang sependek mungkin.
2. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancer.
3. Segenap ruang dipergunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
4. Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
5. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
6. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang baik tentang organisasi tersebut.
7. Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk pelbagai pekerjaan dan mudah diubah-ubah sewaktu-waktu diperlukan.

Beberapa asas untuk tata ruang kantor yang terbaik adalah ; asas mengenai jarak terpendek; asas mengenai rangkaian kerja; asas mengenai penggunaan segenap ruang; asas mengenai perubahan susunan tempat kerja.
Susunan tata ruang yang baik dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Sesuai dengan hasil tanggapan beberapa responden (50%) yang menyatakan bahwa tata ruang kantor sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, misalnya kedisiplinan.
Dalam menyusun tata ruang kantor yang baik hal pertama yang dilakukan adalah merencanakan tata ruang kantor, hendaknya diketahui hubungan satuan yang melaksanakan tata usaha untuk dengan satuan-satuan lainnya. Demikian pula hendaknya diperhatikan sifat pekerjaan itu untuk menentukan letak tata ruang yang dijadikan pedoman, sebagai berikut :
1. Satuan-satuan yang tugas pekerjaannya khusus melayani publik hendaknya ditaruh di tempat yang mudah didatangi orang-orang luar itu tanpa mengganggu satuan-satuan lain.
2. Satu-satuan yang pekerjaannya berhubungan erat dengan satu sama lain hendaknya dikelompokkan pada 1 tempat.
3. Satuan pusat yang mengerjakan semua kerja ketatausahaan dari organisasi tersebut hendaknya diberi tempat di tengah-tengah, sehingga satuan lainnya dapat mudah menghubunginya.
4. Satuan tugas pekerjaannya bersikap sangat gaduh, misalnya suatu percetakan hendaknya dijauhkan dari satuan lainnya, lebih-lebih satuan yang banyak menjalankan pekerjaan otak, misalnya bagian perencanaan.

Read More......