Jumat, 29 April 2011

PEMIKIRAN TANGGUH SANG PEMIMPIN

BUKU
Judul: Strategi Kepemimpinan Dalam Bisnis Global
Penulisa: Helmut Maucher
Penerbit: - 2009

SEPULUH KEHARUSAN MENUJU KESUKSESAN BISNIS

1. Utamakanlah tindakan yang normal dan masuk akal. Hasilkan produk yang laku dipasarkan; perhatikanlah manajemen, karyawan, dan pelanggan Anda; periksa kas. Pendeknya, lakukan hal yang jelas: kembali ke dasar.
2. Ubahlah kriteria dalam memilih manajer. Sebagai tambahan atas teknik profesional, manajer memerlukan kreativitas dan komitmen. Mereka perlu lebih memikirkan tanggungjawab mereka daripada memikirkan karier mereka ataupun permainan kekuasaan. Mereka juga memerlukan keberanian dan ketahanan mental yang mantap.
3. Sadarilah pentingnya tingkat terendah dalam hierarki manajemen: mereka mewakili perusahaan. Untuk alasan ini, fokuskan perhatian Iebih kepada karyawan dan produk daripada kepada sistem.
4. Ingatlah bahwa lebih baik berpikir dalam jangka panjang daripada menyambar keuntungan jangka pendek. Ketepatan waktu juga penting; ambiIlah keputusan yang cepat walaupun tidak selalu sempurna. Ingat tahap-tahap berikut:
- Sadarilah apa-apa yang diperlukan sedini mungkin, lalu...
- Percepat proses pengambilan keputusan, dan akhirnya...
- Laksanakan keputusan tersebut dengan cepat.
5. Perkirakan dengan serius kemungkinan-kemungkinan untuk mengefisienkan sistem dan selanjutnya menerapkannya. Struktur perusahaan perlu diadaptasi secepatnya ke perkembangan perusahaan dan kegiatan karyawan. Jangan memberi dana pada bisnis yang tidak menguntungkan; adaptasikan tenaga kerja pada keadaan yang baru--baik regional maupun profesional. Pikirkan penghematan biaya sebagai suatu kesempatan untuk memikirkan pilihan-pi-lihan jangka panjang dan untuk menyiapkan basis bagi investasi di masa depan.
6. Selain inovasi, jangan abaikan renovasi. Lebih jauh lagi, inovasi bukan hanya diterapkan pada produk tetapi juga pada manajemen, kepemimpinan, dan organisasi.
7. Komunikasi adalah sarana kunci untuk mencapai tujuan. Tentu saja, tindakan dan fakta akan lebih meyakinkan dibanding kata-kata belaka.
8. Perjuangkan iklim sosial yang baik namun bukan kedamaian basa-basi.
9. Terapkan gaya manajemen baru dan jenis hubungan baru dengan para karyawan: komitmen manajemen dan keterlibatan karyawan.
Dan akhirnya, satu-satunya keharusan terpenting bagi para eksekutif:
10. Harus dapat dipercaya dan konsisten dalam ucapan dan perbuatan.

2. STRATEGI GLOBAL NESTLÉ
STRATEGI Nestlé selama dekade terakhir ini ditentukan oleh sejumlah prinsip dasar. Kerangka konseptual tetap sama walaupun strategi spesifik berbeda dari satu periode ke periode lain.
Prinsip-prinsip dasar tersebut berada di seputar tiga prinsip utama:
1. Mengembangkan dan secara konsisten memanfaatkan teknologi.
2. Laksanakan bisnis sambil terus memperhatikan rencana jangka panjang. 
3. Mempertimbangkan unsur kemanusiaan.

Sumber utama dari pertumbuhan perusahaan adalah penciptaan produk baru dan pengembangan produk yang sudah ada. Itulah mengapa bidang penelitian dan pengembangan (R&D) dianggap amat penting di Nestlé. Inovasi memainkan peran yang sangat penting dalam pertumbuhan Group ini. Contohnya, ditahun 1938, penemuan Nescafé telah membuka sebuah peluang baru bagi perusahaan. Kemudian, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, kualitas produk pun terus ditingkatkan. Inilah hal penting yang meningkatkan popularitas dan penggunaan Nescafé. Di awal 1950-an, dikembangkan kopi instant murni tanpa karbohidrat. Kemudiandi awal 1960-an pengembangan itu diikuti dengan sebuah proses baru dalam penambahan ekstrak aroma, dan pertengahan 1960-an dilanjutkan dengan penemuan kopi kering yang didinginkan, dan akhirnya, di akhir dekade ini, diikuti dengan pengembangan dalam proses penggumpalan, dan hasilnya adalah produk kopi instant yang berbutir bukan kopi instant bubuk.
Namun, inovasi juga membuat perusahaan mempertanyakan beberapa aspek dasar dari beberapa kegiatan bisnisnya. Di bidang produk kebutuhan sehari-hari (dairy products), Nestlé telah lama mengkhususkan diri dalam membuat susu kental manis. Pada awal 1960-an, dimulailah produksi susu bubuk yang dapat dengan mudah larut di air panas maupun dingin dan rasanya mirip dengan susu yang dibuat dengan cara pasteurisasi. Sejak itu, susu bubuk semakin menggantikan kedudukan susu kental. Di awal 1970-an, penjualan susu bubuk lebih besar dibanding penjualan susu kental manis. Antara 1974 dan 1984, penjualan susu bubuk meningkat 50 persen, sementara penjualan susu kental manis turun 20 persen.
Sumber pertumbuhan internal lainnya adalah perluasan geografis dari kegiatan bisnis. Ini merupakan hal yang amat penting bagi Nestlé. Keterbatasan pasar nasional Swiss (dengan penduduk hanya 6,5 juta orang) memaksa Nestlé untuk sejak awal mengembangkan bisnisnya ke luar negeri. Sebagai perbandingan, hampir semua perusahaan makanan Amerika yang besar menjual produk utamanya di pasar dalam negeri mereka sendiri, pasar yang besar karena dihuni sekitar 250 juta penduduk.
Salah satu strategi dasar Group ini adalah selalu meluncurkan sebuah produk yang sukses di pasar tunggal, dan baru kemudian memperluas penjualannya (dan seringkali produksinya) menjadi satu seri dari suatu pasar lain. Bila perlu, produk tersebut diadaptasi ke kondisi dan selera nasional.
Proses pertumbuhan ini didasarkan pada fertilisasi silang pasar. Contohnya, pada mulanya, kopi instant hanya diproduksi di pabrik milik perusahaan di Swiss, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Sekarang, Nescafé di produksi di 30 negara. Walaupun pada mulanya Nescafé terutama ditujukan pada negara industri yang memiliki tradisi minum kopi, secara berangsur-angsur Nescafé menjadi populer juga di negara yang memiliki tradisi minum teh, misalnya: Inggris dan Jepang. Konsumen lebih memilih minum kopi dengan kopi instant dibanding dengan biji kopi yang disangrai. Penjualan Nescafé juga pesat di negara yang memproduksi bahan mentah: Meksiko, Brazil, dan Filipina. Kopi instant telah menguasai pasaran, berdampingan dengan biji kopi sangrai.
Akuisisi juga digunakan untuk membantu menembus bidang baru atau untuk menambahkan atau meningkatkan pasar yang sudah ada. Namun perusahaan tidak boleh terlalu dominan atau mematahkan kompetisi. Akuisisi juga dimaksudkan untuk menyeimbangkan aktivitas perusahaan secara geografis dan sektorial serta untuk memasukkan produk dan pasar baru, sambil memperbesar keuntungan Group.
Namun demikian, akuisisi tidak dianggap sebagai suatu investasi finansial murni, seperti yang dilakukan para konglomerat. Alasan Nestle membeli suatu perusahaan adalah karena aktivitas perusahaan tersebut sesuai dengan minat Group atau masih berada dalam bidang pengalaman Nestlé sendiri. Kadang-kadang Nestlé memasuki bidang baru. Misalnya bidang kosmetik dan obat-obatan untuk mata (ophthalmological pharmaceuticals). Dalam kasus seperti itu, perusahaan memilih bidang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama dengan aktivitas utamanya, misalnya pemasaran dan R&D (penelitian dan pengembangan). Sebagai hasilnya, Nestlé sengaja membatasi diversifikasinya pada beberapa bidang yang amat terbatas.
Pada saat Group memperluas bidang makanannya, Group melakukannya melalui integrasi horizontal dan bukan vertikal. Contohnya, Nestlé tidak membuka pertanian atau peternakan; Group juga tidak mengambil bagian dalam distribusi makanan atau penjualan eceran. Masuknya Nestlé pada bisnis restoran di tahun 1970-an merupakan suatu pengecualian, dan situasi inipun tidak berlangsung lama. Group kemudian mengundurkan diri dari bidang tersebut untuk menghindari kemungkinan timbulnya konflik kepentingan di antara anak-anak perusahaan.

AKAR-AKAR STRATEGI
Bagaimana agar Anda benar-benar mengerti prinsip dan strategi Nestlé yang diterapkan pada 1990-an? Sejak perusahaan didirikan pada pertengahan abad ke-19, berbagai produk baru telah dikembangkan, sudah banyak yang diperoleh, dan Group telah berkembang secara dramatis. Namun demikian, prinsip yang menjadi pedoman perusahaan masih dapat ditelusuri kembali ke perusahaan kecil Henry Nestlé di Vevey, Swiss.
Oleh karena itu, sebelum kita mendiskusikan prinsip manajemen dan kepemimpinan, marilah kita memperhatikan kejadian penting yang akhirnya membawa perkembangan Group Nestlé.
Pada saat Heinrich Nestlé, seorang ahli farmasi dari Frankfurt, Jerman, mulai mendistribusikan "makanan yang terbuat dari susu" (milk food) di Vevey, Swiss, pada tahun 1866, ia tidak mengetahui bahwa 125 tahun kemudian usahanya itu akan menjadi perusahaan makanan terbesar di dunia. Saat ini, dengan 200.000 karyawan, 430 pabrik, dan hasil penjualan lebih dari 50 milyar franc Swiss ($35.5 milyar), NestIé S.A. menduduki peringkat tertinggi bersama beberapa perusahaan terbesar di dunia.
Semuanya dimulai pada tahun 1843, ketika Heinrich NestIé (yang kemudian mengubah nama depannya menjadi Henri) meninggalkan kota kelahirannya, menuju Vevey, Swiss. la belajar menjadi ahli obat-obatan dan mencari nafkah dengan menjual biji-bijian, mustard, dan minyak lampu. Di tahun 1857, beberapa pengusaha dari Vevey, termasuk Henri Nestlé, mendirikan perusahaan yang membuat gas cair dan pupuk.
Namun, tak lama kemudian, Henri tertarik dalam Gerakan Kesejahteraan Swiss (Swiss Welfare Movement). Tingginya angka kematian bayi mendorong Henri tanpa mengenal lelah terus mencari pengganti air susu ibu. Akhirnya, ia menemukan apa yang disebutnya: "milk food" (makanan yang terbuat dari susu), sejenis sereal untuk bayi. Dengan proses pengeringan khusus, sereal itu dihasilkan dari susu bubuk, gandum, dan gula. Proses yang ditemukan Henri NestIé adalah hal baru, sebab dapat mempertahankan sebagian besar nutrisi yang ada dalam sereal bayi, dan produk ini segera meledak sukses. Namun demikian, dokter yang skeptis dan para pedagang memblokir produknya secara besar-besaran. Tetapi kesuksesan penggunaan sereal ini terus meningkat dan permintaan pun terus naik, sehingga akhirnya kritik yang paling keras pun hilang dan produksi sereal bayi dalam jumlah besar dimulai.
Pada tahun 1874, Henri yang telah berusia 61 tahun merasa lelah dan menjual perusahaannya. Waktu itu perusahaannya sedang berkembang dan permintaan terhadap produknya sedang meningkat tajam. Berhubung Henri dan istrinya tidak memiliki anak, ia merasa perlu mencari pengganti untuk meneruskan karya hidupnya. Akhirnya ia memutuskan bahwa yang menggantikan bukanlah orang, tapi Farine Lactée Henri Nestle, sebuah perusahaan saham-gabungan (joint-stock) yang baru didirikan untuk membuat akuisisi.
Tahun-tahun pertama setelah perusahaan saham-gabungan itu mengambil-alih perusahaan Henri Nestlé, perusahaan itu melakukan reorganisasi internal, riset untuk meningkatkan kualitas produk, dan pengembangan kelompok produk baru.
Peristiwa pertama yang amat penting adalah merger dengan Anglo-Swiss Condensed Milk Company, yang didirikan tahun 1866 oleh dua orang bersaudara Amerika, Charles dan George Page. Sebelumnya perusahaan itu adalah saingan keras Nestlé selama bertahun-tahun. Peristiwa ini diikuti oleh akuisisi tiga pabrik coklat: Peter, Cailler, dan Kohler, yang menjadi langkah pertama untuk memasuki sektor ini pada tahun 1929. Sekali lagi, Nestlé memperluas produknya dengan mengembangkan penggunaan kopi instant pertama, yang muncul di pasaran dengan nama Nescafé pada tahun 1938—sebuah produk yang akan terkenal di seluruh dunia.
Tentu saja, peristiwa yang terjadi di sekitarnya mempengaruhi perusahaan. Terutama Great Depression (Masa Depresi Besar) dan dua perang dunia menciptakan kesulitan yang besar sekali pada perusahaan, namun tidak membuat Nestlé jatuh. Untuk jangka pendek semua itu memang memperlambat ekspansi Nestlé, namun untuk jangka panjang ekspansi Nestlé tidak dapat dibendung lagi.
Pengembangan Nestlé setelah Perang Dunia Kedua secara umum dapat dibagi menjadi tiga fase utama:
1. Sampai pertengahan 1970-an. Pertumbuhan internal yang cepat, serta beberapa akusisi penting seperti Maggi, Findus, Ursina, dan Stouffer.
2. Dari paruh kedua 1970-an. Diskusi yang sulit mengenai perubahan fundamental dalam lingkungan keseluruhan, karena adanya krisis minyak dan faktor-faktor ekonomi dunia lainnya.
3. Dari 1981. Gelombang pertumbuhan baru; pembaharuan, rasionalisasi, dan memperkuat sumber-sumber, serta mengakselerasi pertumbuhan (pertumbuhan internal yang dikombinasikan dengan kebijakan akuisisi yang agresif).