Jumat, 06 Mei 2011

MEMBANGUN PEMIMPIN RAKYAT

JURNAL ILMIAH
Judul: Aplikasi Kepemimpinan Dalam Organisasi Publik
Penulis: Delly Mustafa, Universitas Veteran Republik Indonesia
Penerbit: Jurnal Hipotesis, 2010

Abstrak
Dalam organisasi publik, kepemimpinan adalah proses seorang pemimpin mempengaruhi anggota-anggotanya untuk pencapaian tujuan organisasi publik. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kapabilitas, kemampuan, dan tanggung jawab untuk memimpin semua elemen yang ada dalam organisasi. Seorang pemimpin harus mempunyai karakter kepemimpinan. Karakter membedakan para pemimpin besar dengan kebanyakan orang. Pemimpin mempunyai karakter yang stabil sepanjang waktu, dan dalam lingkungan yang berbeda. Oleh karenanya, bisa dikatakan bahwa karakter yang dimiliki para pemimpin besar tidak memandang kapan dan di mana mereka hidu
Kata kunci: Aplikasi Kepemimpinan – Organisasi Publik

PENDAHULUAN
Kepemimpinan secara teoritis dan akademis kadang tidak semenarik dibanding kepemimpinan praktis. Namun, ada nilai-nilai lama yang tidak akan usang, seperti tanggungjawab, integritas, komitmen, karakter, dan ciri-ciri yang mencerminkan sikap mental positif. Nilai ini mungkin kuno, tetapi tidak akan usang oleh waktu, serta akan tetap ada, dan sudah teruji melalui perjalanan waktu.
Dalam menyikapi fenomena tersebut, dalam organisasi manapun, apalagi organisasi publik dibutuhkan suatu pribadi yang mempunyai karakter yang berkualitas, seperti “tahan banting”, kuat, dinamis, dan kepemilikan kepercayaan pribadi atas kemampuan dan melakukan tindakan yang penuh asih, tanpa mengalahkan dan merendahkan orang lain. Segala frustasi, ketakutan, buang waktu percuma, dan hal-hal yang menjadikan tidak efektif, akan membuat kita jauh dari pemenang.
Dalam organisasi publik, Leadership atau kepemimpinan adalah proses seorang pemimpin mempengaruhi anggota-anggotanya untuk pencapaian tujuan organisasi publik. Leadership adalah satu proses yang melibatkan proses memengaruhi , yakni satu proses seorang pemimpin mengubah tindakan atau prilaku beberapa anggota kelompok atau bawahan.
Dalam organisasi publik, sebaiknya bawahan menerima pengaruh dari pemimpin, karena pemimpinnya mempunyai kepribadian dan kemampuan untuk memimpin sehingga disukai dan dihormati, bukan hanya karena pemimpin tersebut mempunyai posisi memegang jabatan dan kekuasaan secara formal.

KEPEMIMPINAN ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK PRIBADI
Kepemimpinan bukan sesuatu yang secara alami diturunkan dalam arti secara biologis. Apabila ada seorang pemimpin, anaknya belum tentu akan menjadi pemimpin. Seorang Raja/Ratu secara keturunan akan digantikan oleh anaknya yang belum tentu mempunyai kemampuan kepemimpinan seperti mereka.
Akan tetapi, apakah beberapa orang dilahirkan untuk memimpin?. Untuk menjawab hal ini kita dapat mengatakan mungkin saja ya, tapi apakah orang tersebut dapat menjadi pemimpin yang baik, atau pemimpin yang tidak baik. Inilah yang perlu dibuktikan, karena dalam organisasi publik, yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin yang baik, karena dalam menjalankan roda organisasi publik sangat berpengaruh signifikan dengan pemimpinnya. Seorang pemimpin harus mempunyai karakter kepemimpinan.
Karakter membedakan para pemimpin besar dengan kebanyakan orang. Pemimpin mempunyai karakter yang stabil sepanjang waktu, dan dalam lingkungan yang berbeda. Oleh karenanya, bisa dikatakan bahwa karakter yang dipunyai para pemimpin besar tidak memandang kapan dan di mana mereka hidup. Orang yang mempunyai kemampuan penguasaan diri yang tinggi, dan mempunyai suatu kebutuhan kekuasaan yang tinggi akan lebih sukses sebagai pemimpin daripada orang yang tidak menunjukkan pola-pola tersebut.
Kebanyakan orang percaya bahwa kekuasaan adalah inti dari kepemimpinan, dengan asumsi bahwa mereka memiliki pengetahuan dan kecerdasan. Namun itu tidak otomatis benar. Para ilmuan, penelitia yang jenius, dan ahli filsafat adalah orang yang memiliki kemampuan untuk berfikir sangat tinggi sehingga melebihi batas pengetahuan, tetapi mereka memiliki kemampuan kepemimpinan sangat rendah. IQ bukanlah hal yang disamakan dengan kepemimpinan.
Meskipun benar adanya bahwa beberapa orang dilahirkan dengan bakat kepemimpinan yang hebat, alami dari yang lainnya, kemampuan untuk memimpin sebenarnya adalah terdiri dari kumpulan keterampilan atau keahlian yang hampir semuanya dapat dipelajari dan ditingkatkan. Namun perlu diketahui bahwa prosesnya tidak terjadi dalam sesaat..
Ukuran yang sebenarnya dari kepemimpinan adalah “pengaruh” . Jika tidak memiliki pengaruh, maka tidak akan pernah dapat memimpin orang lain. Cara terbaik untuk menguji apakah seseorang dapat memimpin atau hanya dapat mengatur adalah dengan memintanya untuk membuat perubahan positif.
Pemimpin dapat mempertahankan arah, tetapi tidak dapat mengubahnya. Untuk menggerakkan orang-orang ke arah baru, membutuhkan pengaruh. Dibutuhkan kerja keras untuk memperoleh pengaruh dalam organisasi publik, dan berjuang untuk mendapatkan hak menjadi seorang pemimpin. Jika seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan pengaruh, maka dia tidak efektif. Kebanyakan pengikut menjadi sangat penuh kerjasama ketika kehidupan mereka dipertaruhkan.

KONSEP ORGANISASI PUBLIK
Organisasi yang terbesar di mana pun sudah barang tentu organisasi publik yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara. Oleh karena itu, organisasi publik mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi, pemerintahan dan hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warganya, serta melayani kebutuhannya. Sebaliknya, berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, dan menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegasan peraturan.
Organisasi publik sering kita lihat pada bentuk organisasi instansi pemerintah yang juga dikenal sebagai birokrasi pemerintah. Istilah birokrasi ini diberikan kepada instansi pemerintah karena pada awalnya tipe organisasi yang ideal (yang disebut birokrasi dan orang-orangnya disebut birokrat ini) merupakan bentuk yang sebagian besar diterima dan diterapkan oleh instansi pemerintah.
Dalam pandangan Max Weber, organisasi itu tetap merupakan sebagai suatu lingkaran masyarakat yang harus membiasakan dirinya untuk patuh kepada perintah pemimpinnya, di mana masing-masing mempunyai perhatian pribadi secara berkesinambungan dalam pengaturan kebijaksanaan, sebagai partisipasi mereka bersama dan hasil yang bermanfaat, dapat dilakukan pembagian pelatihan kerja dan fungsi (tugas) mereka masing-masing. Dengan demikian pada gilirannya akan dipersiapkan untuk kemantapan mereka sendiri
Hubungan yang terstruktur dapat secara sederhana digambarkan sebagai piramida, di mana pemimpin organisasi menduduki posisi puncak dalam hubungan kepemimpinan dan pengambilan keputusan . Dominasi kekuasaan terbagi secara hierarkis dari pucuk pimpinan sampai ke staf bawah. Dalam struktur demikian arus perintah mengalir dari atas ke bawah, sedangkan arus pertanggungjawaban mengalir dari arah sebaliknya, yaitu dari bawah ke atas.

MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK DALAM ORGANISASI PUBLIK
Seorang pemimpin harus mampu dan mau untuk berada di depan, dan memimpin jalannya organisasi. Ini memerlukan inisiatif, keberanian, dan iman.
Seorang pemimpin tidak akan pernah dapat menyendiri. Ia adalah bagian dari kumpulannya dan bertanggung jawab sebagai pemimpinnya. Ia harus dapat diidentifikasikan dengan kumpulannya itu, bukan sebagai anggota dari kelompoknya, melainkan sebagai penanggungjawab arah dan kegiatannya.
Seorang pemimpin memiliki kemampuan memberikan inspirasi bagi yang lainnya, pada tingkatan bawah tetap dan positif memengaruhi sikap serta tindakan mereka untuk bergerak ke arah yang benar. Ia menginspirasi mereka untuk tetap bergerak walaupun jalan sangat berat dan banyak rintangan.
Seorang pemimpin memiliki karakter yang membuat orang lain ingin mengikutinya. Seorang pemimpin tidak bisa dikatakan pemimpin apabila tidak ada yang mengikutinya. Hal ini adalah tanda yang utama dari kualitas kepemimpinannya “orang mengikutinya”.
Bagian yang penting dari kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan untuk memotivasi yang lain, misalnya membuat mereka bergerak ke arah yang benar. Namun, motivasi hanya efektif bila tujuan utamanya benar-benar tercapai. Beberapa pemimpin menggerakkan orang, mereka terlibat dalam segala kegiatan dan program, tetapi mereka tidak mencapai tujuan utama mereka, hanya bergerak dalam berbagai kegiatan. Kepemimpinan yang benar menghasilkan yang tuntas. Ia mencapai target dan tujuan utamanya.
Dalam organisasi publik, menjadi seorang leader harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut; (1) pemimpin yang baik mampu menciptakan lingkungan yang tepat. Cara yang paling baik untuk memiliki loyalitas personel ialah dengan memperlihatkan perhatian kepada mereka dengan kata-kata dan perbuatan; (2) Pemimpin yang baik mengetahui kebutuhan dasar bawahannya; (3) Pemimpin yang baik mampu men gendalikan keuangan, personalia, dan perencanaan; (4) Pemimpin yang baik mampu menghindari tujuh dosa yang mematikan, yaitu : (a) Berusaha untuk disukai, bukan dihormati, (b) Tidak minta nasehat dan bantuan orang lain, (c) Mengesampingkan bakat pribadi dengan menekan peraturan bukan keahlian, (d) tidak menjaga dikritik tetap konstruktif, (e) tidak mengembangkan rasa tanggung jawab dalam diri orang lain, (f) memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama, (g) tidak membuat setiap orang selalu mendapat informasi.
Kepemimpinan merupakan suatu bentuk dominasi yang didasari oleh kapabilitas/kemampuan pribadi, yaitu mampu mendorong dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan tersebut juga berdasarkan pada; akseptansi/penerimaan oleh kelompok, dan pemilikan keahlian khusus pada satu situasi khusus. Maka dalam iklim demokrasi pada organisasi publik kita berkepentingan dengan kepemimpinan demokratis, demi pencapaian kesejahteraan dan keadilan yang lebih merata dalam lingkungan organisasi.
Namun kenyataan menunjukkan, bahwa dalam masyarakat modern yang banyak menonjolkan individualisme sekarang banyak terdapat orang sangat ambisius, bahkan paling ambisius, untuk muncul menjadi pemimpin demi interes-interes pribadi.
Orang yang teramat suka menonjolkan dan mengiklankan diri itu yang dengan segala upaya licik, ingin menjabat kursi kepemimpinan, biasanya adalah tipe orang yang sakit atau abnormal. Maka dapat dinyatakan , bahwa banyaknya pemimpin obnormal (yang korup, patologis, egoistis, tidak bertanggungjawab, kriminal, sadis, dan lain-lain), itu jelas mencerminkan adanya masyarakat yang sakit.
Dengan kata lain, masyarakat yang sakit akan menghasilkan pemimpin-pemimpin yang sakit atau abnormal. Dan sebaliknya, pemimpin-pemimpin yang sakit pasti akan memunculkan masyarakat yang sakit, yang dipenuhi banyak konflik, diorganisir dan disfungsi sosial.

SIMPULAN
Dalam organisasi publik, kepemimpinan adalah proses seorang pemimpin mempengaruhi anggota-anggotanya untuk pencapaian tujuan organisasi publik. Untuk itu seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kapabilitas, kemampuan, dan tanggung jawab untuk memimpin semua elemen yang ada dalam organisasi.
Seorang pemimpin harus mempunyai karakter kepemimpinan. Karakter membedakan para pemimpin besar dengan kebanyakan orang. Pemimpin mempunyai karakter yang stabil sepanjang waktu, dan dalam lingkungan yang berbeda. Oleh karenanya, bisa dikatakan bahwa karakter yang dipunyai para pemimpin besar tidak memandang kapan dan di mana mereka hidup
Kepemimpinan merupakan suatu bentuk dominasi yang didasari oleh kapabilitas/kemampuan pribadi, yaitu mampu mendorong dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama.
Untuk itu seorang pemimpin yang berkompeten sangat dibutuhkan dalam organisasi publik, oleh karena organisasi publik yang merupakan birokrasi pemerintahan sebaiknya berorientasi kepada pelayanan. Pelayanan dalam organisasi publik dapat terwujud tergantung dari bagaimana para birokrat bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pelayanan tersebut, dan hal ini sangat tergantung kepada perlakuan dari seorang pemimpin dalam organisasi publik.

DAFTAR PUSTAKA
Ari Retno Habsari. 2008. Terobosan Kepemimpinan. PT. Buku Kita. Jakarta
Harbani Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabetha. Bandung.
Inu Kencana Syafiie. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Rieneka Cipta. Jakarta
Kartini Kartono. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. PT. Raja Prasindo Persada. Jakarta
Sopiah. 2008. Prilaku Organisasi. Andi Yogjakarta